Siapakah sebenarnya ki buyut dedek?
Sebelum membahas seorang ki buyut dedek, sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu sejarah desa bodas mangunjaya, karena ki buyut dedek termasuk warga bodas.
Warga bodas mangunjaya adalah warga pindahan dari desa bodas tukdana, oleh karenanya awal sejarahnya dari desa bodas tukdana.
Sekitar tahun 1691, kerajaan mataram dengan raja sultan agung mataram mengutus anaknya sunan kuning untuk menyerang belanda di batavia. Sunan kuning membawa ratusan prajurit beserta ketiga anaknya yaitu raden mas luiseng, nyi mas madusari, dan raden mas adi wiradinata.
Dalam pertempuran melawan tentara belanda di batavia, pasukan sunan kuning kocar kacir karena peralatan perang belanda lebih canggih dan akhirnya pasukan kuning mundur kembali ke mataram. Namun dalam perjalanan pulang sebagian pasukan kuning tersesat di hutan termasuk ketiga anaknya.
Raden mas luiseng tersesat dan tinggal di wilayah majalengka, sedangkan nyi mas madusari beserta adiknya raden mas adi wiradinata tersesat dan tinggal di hutan antara kali cibuya dan cimanuk dan tidak berniat untuk kembali ke mataram.
Orang-orang pasundan menyebut nyi mas madusari dengan sebutan jalma bodas ( perempuan putih) karena nyi mas madusari berkulit putih, sehingga pada tahun 1694 hutan yang telah dijadikan pemukiman oleh nyi mas madusari disebut pedukuhan bodas.
Kakak nyi mas madusari yang tersesat dan bermukim di majalengka raden mas luiseng beristri dewi saroh putri kyai moh. Mujinata yang garis silsilahnya masih keturunan raden arya sacadilaga putra pengeran adipati swarga (1675-1715) raja majalengka. dari istri inilah melahirkan dua putra dan satu putri, salah satunya watu solihin.
Mas watu solihin inilah yang menyusul bibinya nyi mas madusari dan menikahi warga bodas.
Dari mas watu solihin menurunkan kyai arsela berputra ahmad masdar berputra nyi fatimah irem berputra moh.durem. moh durem memperistri siti arum, bibi dari kuwu bodas H.tawiyah (1887). Dan berputra tunggal bernama ki johar.
Pada tahun 1900 demang Anjatan yaitu nyanyu hekakusuma yang masuk dalam kedemangan kandanghaur berniat membuka lahannya sebelah timur kali salamdarma yang masih hutan angker. Warga anjatan tak ada satupun yang berani kecuali 20 orang yang punya kesaktian yang berasal dari daerah lain seperti dari tegal, brebes, cerbon, subang, majalengka, loh bener, junti, dan lainnya, termasuk ki johar dari bodas tukdana. Mereka membedah hutan menjadi lahan pertanian, dan hari demi hari banyak warga berdatangan untuk ikut bermukim disana.
Pada masa itu belanda lagi gencar gencarnya mengawasi warga tionghoa setelah pembantaian warga tionghoa pada masa perang jawa (1816). Dan ki johar beristri perempuan tionghoa bernama dewi cheng mei dari marga gonang.
Alkisah, ki johar mempunyai dua putri yang pertama siti murtiyem diperistri daspan (bodas), yang kedua siti sartiyem di peristri jamaludin (junti) dan ikut suami ke junti dermayu. Sehingga kehidupan ki johar bersama anak dan menantu (daspan) serta lima cucu hidup bahagia dan tentram. Apalagi daspan menantunya mempunyai penggilingan padi yang cara kerjanya masih menggunakan sapi-sapi, sehingga kehidupannya sangat makmur.
Namun malapetaka untuk keluarga ki johar itu tak terduga, ketika pemerintahan hindia belanda membangun bendungan salamdarma tahun 1920an, ketika itu belanda sangat kesulitan dalam membangun bendungan karena banyak gangguan seperti buaya-buaya yang sangat ganas dan setiap hari ada saja personelnya yang mati, ke angkeran kali salamdarma sudah terkenal oleh warga sekitar. Akhirnya belanda meminta bantuan kepada demang anjatan untuk mencarikan orang-orang sakti untuk menghalau gangguan tersebut. Akhirnya demang anjatan memanggil ke 20 orang warganya yang bisa membuka hutan diwilayahnya, seperti buyut darsem, buyut parung balung, buyut bandung, dan buyut-buyut lainnya, termasuk ki johar dengan bayaran tinggi.
Ki johar sangat disayang belanda karena ilmunya yang bisa meretakkan batu-batu keras dan besar, ki johar merasa tidak nyaman bekerja sama belanda, karena belanda selalu saja menghalangi ki johar untuk sholat, dengan pekerjaan yang tak kenal waktu. Akhirnya ki johar berhenti bekerja dari belanda, berhentinya ki johar membuat belanda tidak senang apalagi setelah belanda tahu bahwa istri ki johar adalah orang tionghoa.
Akhirnya belanda dengan cara yang picik menculik istri ki johar supaya ki johar mau bekerja lagi untuk membantu bendungan-bendungan belanda yang lain, namun di malam hari ki johar menembus pertahanan belanda untuk mengambil istrinya yang ditawan, ki johar berhasil mengambil istrinya namun sayang istrinya tertembak, setelah dirumah, istrinya meninggal dunia, dan akhirnya pada malam itu juga istrinya dikuburkan. dan ki johar disembunyikan menantunya di gudang dedak untuk menghindari pencarian belanda. Benar saja di pagi harinya belanda menggeledah rumah menantunya, namun belanda pulang dengan tangan kosong.
Dalam persembunyian digudang dedak, ki johar sehari-harinya di urus sama anaknya siti murtiyem, dan wargapun tau namun dengan setia warga merahasiakannya dan bahkan warga menyebutnya ki dedek (dedak).
Suatu ketika warga sekitar mengalami kekurangan pangan, dan ki dedek tau klo menantunya membantu warga dengan meminjamkan beras-berasnya, namun pengembaliannya tak sesuai dengan waktu meminjamnya. Akhirnya ki dedek memanggil anak dan menantunya, "anak ku kenapa menolong orang itu harus ada imbalannya?"ucap ki dedek. "bapak sudah tau sendiri kalau sekarang lagi musim susah, anak saya juga banyak kalau tidak begitu anak anak saya mau di kasih makan apa?"jawab menantunya. " Ya sudah.. bukan maksud bapak membenci, sekarang bapak sudah biasa makan beras sisa penggilingan, bapak mau puasa, jadi sekarang tidak usah dikirimi nasi lagi, lagi pula bapak juga sudah ada yang menemani, kalau anakku sibuk tidak apa-apa, tapi tolong jangan lupakan bapak" ucap ki dedek.
Semenjak itu, siti murtiyem hanya sesekali menengoknya, kadang seminggu sekali ataupun sebulan dua kali takut bapaknya tidak bernyawa lagi.
Namun ketika keluarga adik siti murtiyem yaitu siti sartiyem dari junti boyong untuk bermukim di bodas, dan menengok ki dedek ternyata ki dedek sudah hilang entah kemana.
Banyak warga menduga duga, apakah ki dedek atau buyut dedek di bawa belanda? tapi dugaan anak anaknya bahwa buyut dedek tidak di bawa belanda tapi di sembunyikan istri jinnya. Hal ini dikuatkan warga setempat bahwa buyut dedek sering menampakkan diri di sekitar bodas mangunjaya dengan meninggalkan segunduk dedak.
Lalu di manakah dia bersemayam?
Wallahu bisshawab..
Sumber:
-internet